Alhamdulillah
sampai saat ini kita masih di beri kesempatan untuk tetap bisa melakukan segala
aktivitas dan rutinitas kita sehari-jari. Kali ini saya akan memposting hal
yang berkaitan dengan ruh, lebih tepatnya dengan label ''macam-macam ruh''.
Dalam kitab Tafrihul Khotir Fii
Manaqibissayyid Abdul Qodir Jaelani di sebutkan bahwa ruh itu ada 4 macam.Di
dalam Al-qur’an pun masalah ruh disinggung dalam surat Al-Isro ayat 80:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang
ruh,Katakanlah:''Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.”
Keempat macam ruh tersebut adalah:
- Ruh Mutajamidah.Ruh ini belum memiliki jasad dan
berada di alam ruh. Di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 172 Allah
berfirman :”Betul (Engkau Tuhan kami),Kami menjadi saksi.” Ruh ini
juga disebut ruh wujud qoblal wujud,ada tapi belum ada di muka bumi.
- Ruh Mutasyarifah. Ruh ini sudah memiliki jasad .Seperti
kita sekarang ini. Karena adanya ruh ini kita bisa melakukan semua aktivitas.
Ruh ini juga di sebut ruh wujud indal wujud. Orang-orang tertentu dapat
berada di tempat berbeda dalam satu waktu, contohnya dalam manaqib syech
Abdul Qodir ke 32 di sebutkan bahwa: Beliau di undang untuk berbuka puasa
pada bulan ramadhan oleh 70 muridnya. Dan syech Abdul Qodir memenuhi
undangan tersebut, Datang ke setiap rumah muridnya padahal dia berbuka
puasa di rumahnya. Di dalam kitab Miftahus Shudur di sebutkan bahwa
sesungguhnya seorang guru makrifat mengurus semua muridnya dalam
perjalanan dzikir. Artinya semua muridnya yang mengamalkan sesuai dengan
petunjuknya hingga diantar dengan mudah ke hadirat Allah.
- Ruh Mutafarriqah. Ruh ini sudah keluar dari jasadnya. Jasadnya
dikubur dan ruhnya kembali kepada Allah.Ruh ini disebut juga ruh wujud ba’dal
wujud. Ruh para Nabi dan Rasul tetap ada,seperti sewaktu nabi Muhammad isro’
mi’roj beliau melakukan shalat di Baitul Maqdis diikuti oleh ruh para nabi
dan rasul terdahulu.
- Ruh Kumal. Ruh ini dimiliki oleh seorang insan kamil.Mursyid kamil
mukammil. Ruh ini bisa menjadi ruh Mutajamidah,ruh mutasyarifah dan ruh
mutafarriqah.
Didalam kitab Taurat,Nabi Musa As. Mengatakan bahwa Allah berfirman :
“Musa,Aku akan berikan kepada umat Muhammad dua macam cahaya,yaitu cahaya
ramadhan dan cahaya Al-Qur’an.” Dengan cahaya ramadhan diharapkan kita bisa
meningkatkan puasa kita dari puasa syariat menjadi puasa thoriqot dan terakhir
menjadi puasa hakikat (makrifat) yaitu hati selalu ingat kepada Allah. Mudah-mudahan
setidaknya bermanfaat bagi semuanya.......