KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH
KOLONIAL BELANDA.
1.Sistem Penyerahan Wajib Oleh VOC.
VOC atau kongsi dagang dari Belanda
atau yang sering di sebut Kompeni berkembang pesat .Sejak kedudukan Portugal
mulai terdesak VOC mengalami kemajuan di
Indonesia.
VOC mengikat raja-raja dari sebuah
kerajaan di Indonesia dengan berbagai perjanjian yang merugikan.Semakin lama
VOC semakin berubah menjadi kekuatan yang tidak hanya berdagang tetapi juga
ikut mengandalikan pemerintahan di Indonesia.VOC mempunyai pegawai dan anggota
tentara yang semakin banyak dan daerah kekuasaannya semakin luas.
VOC membutuhkan biaya besar untuk
memelihara pegawai dan tentaranya.Biaya tersebut diambil dari penduduk.Pada
zaman Kompeni penduduk kerajaan-kerajaan diharuskan menyerahkan hasil bumi
kepada VOC.
Setelah kurang lebih 200 tahun
berkuasa,akhirnya VOC mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Hal ini disebabkan
banyak biaya perang yang dikeluarkan untuk mengatasi perlawanan penduduk,
terjadinya korupsi di antar pegawai-pegawainya, dan timbulnya persaingan dengan
kongsi-kongsi dagang yang lain.Karena faktor-faktor itulah, akhirnya pad
tanggal 31 Desember 1799, secara resmi VOC dibubarkan. Kekuasaan VOC kemudian
diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
2.Sistem
Kerja Wajib(Kerja Rodi)
Setelah kekuasaan VOC di ambil alih
oleh pemerintah Hindia Belanda, Situasi
di Eropa membawa perubahan pemerintahan di Belanda. Pada tahun 1795 tentara
Perancis menyerbu Belanda sehingga pangeran Willem V melarikan diri ke Inggris.
Kerajaan Belanda (Holand) selanjutnya dipimpin oleh Louis Napoleon, adik
Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis. Louis Napoleon kemudian mengangkat Gubernur
Jenderal untuk memerintah daerah kononial Hindia Belanda bernama Herman Willem
Daendels.
Pada masa Daendels berkuasa, Prancis bermusuhan
dengan Inggris dalam perang koalisi di Eropa. Maka tugas utama Dandels di
Hindia Belanda adalah mempertahankan pulau Jawa dari serangan pasukan
Inggris.
Bidang Birokrasi Pemerintahan
a)Pusat pemerintahan (Weltervreden) dipindahkan agak masuk ke pedalaman.
b)Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif
pendamping gubernur jendral dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat.
c)Membentuk Sekretariat Negara (Algemene Secretarie)
d)Pulau jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31
kabupaten.
e)Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan.
Bidang Hukum dan Peradilan
a)Dalam bidang hukum Dandels membentuk 3
jenis pengadilan yaitu sebagai berikut.
1)Pengadilan untuk orang Eropa.
2)Pengadilan untuk orang pribumi.
3)Pengadilan untuk orang Timur Asing.
b)Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa.
Tetapi ia sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan
tanah kepada pihak swasta.
Bidang Militer dan Pertahanan
a)Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik
sebagai lalulintas pertahanan maupun perekonomian.
b)Menambah jumlah angkatan perang dari 3000
orang menjadi 20.000 orang.
c)Membangun pabrik senjata di Gresik dan
Semarang.
d)Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
e)Membangun benteng-benteng pertahanan.
f)Meningkatkan kesejahteraan prajurit.
Bidang Ekonomi dan Keuangan
a)Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene
Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
b)Mengeluarkan
uang kertas.
c)Memperbaiki gaji pegawai.
d)Pajak in natura (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap
dilanjutkan, bahkan diperberat.
e)Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f)Mengadakan pinjaman paksa kepada
orang-orang yang dianggap mampu. Bagi yang menolak pinjaman bisa dikenakan
hukuman.
g)Penjualan tanah kepada pihak swasta, seperti di daerah sekitar
Batavia dan beberapa daerah di Jawa Tengah dan di Jawa Timur.
h)Mengadakan
Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspor (kopi).
Bidang Sosial
a)Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun
jalan Anyer-Panarukan yang panjangnya kurang lebih 1.000 km.
b)Perbudakan dibiarkan berkembang.
c)Menghapus upacara penghormatan kepada residen,
sunan, atau sultan.
d)Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan
kuda pos.
Daendels
di kenal sebagai penguasa pemerintah yang sangat disiplin, keras dan kejam.
Selain itu, akibat tindakannya menjual tanah milik negara kepada pengusaha
swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang negara. Oleh karena itu
pemerintah Belanda asing, berarti ia telah melanggar
undang-undang negara. Oleh karena itu pemerintah Belanda memanggil pulang
Daendels ke negeri Belanda. Daendels berkuasa pada tahun 1808 – 1811. Sebagai
pengganti Daendels adalah Janssens sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Janssens
ternyata sangat lemah dan kurang cakap dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
dapat dikalahkan oleh Inggris dan harus menandatangani perjanjian di Tuntang yang
terkenal dengan nama Kapitulasi Tuntang.
3.Sistem Sewa Tanah(Lande Lijk Stelsel)
Pada tahun 1811 pimpinan Inggris di India
yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di
Penang (Malaya) untuk menguasai Pulau Jawa. Dengan mengerahkan 60 kapal,
Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan pada
tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah melalui Kapitulasi Tuntang.
Kebijakan Pemerintahan Thomas Stamford
Raffles :
1.
Bidang Birokrasi Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles pada bidang
pemerintahan sebagai berikut. Pulau Jawa dibagi
menjadi 16 kepresidenan (sistem kepresidenan ini berlangsung sampai tahun
1964). vMengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa
pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang
mereka peroleh secara turun-temurun.
2) Bidang Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk
menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar
untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan.
Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang
sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang
berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak secara perorangan.
Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
3) Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles
lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels
berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar
kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai
berikut. Court of Justice, terdapat pada setiap residen. Court of Request, terdapat pada setiap divisi. Police of Magistrate.
4) Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Peniadaan pynbank
(disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
5) Bidang Ilmu Pengetahuan
Ditulisnya buku berjudul History of Java
di London 1817 dan dibagi dua jilid. Dan ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago, di Eidenburg 1820 dan dibagi tiga jilid.
Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Dan ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.Serta dirintisnya Kebun Raya Bogor.
Raffles
meninggalkan Jawa pada tahun 1816, setelah pulau tersebut
dikembalikan
Inggris kepada Belanda. Belanda meninjau kembali kebijaksanaan
mereka
atas Jawa. Gubernur Jenderal Van Der Cappellen menerapkan suatu
kebijaksanaan,
diantaranya ialah, bahwa penduduk Jawa bebas menggunakan tanah
mereka
untuk menanam yang mereka kehendaki, tapi sebagai imbalan atas hak ini,
orang-orang
tersebut harus membayar sewa atas tanah. Pada tahun 1827, sebagian besar
sewa
harus dibayarkan baik dalam bentuk mata uang perak atau emas, dan sisanya
dalam
bentuk mata uang tembaga. Diharapkan dengan konsep liberal ini, penduduk
Jawa
kemudian akan memproduksi hasil bumi yang lebih dapat di pasarkan, dan dengan
demikian mampu
membayar sewa tanah.
4.Sistem Tanam Paksa
(Cultuur Stelsel)
Setelah kembali menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda dipegang
oleh 3 orang komisaris Jenderal yaitu Elout, Vander Capellen dan Buyskes.
Keuangan Belanda merosot karena selain kerugian VOC yang harus dibayar juga
karena biaya yang amat besar untuk menghdapi perang Diponegoro dan perang
Paderi. Di Eropa, Belgia memisahkan diri pada tahun 1830 padahal daerah
industri banyak di wilayah Belgia.
Untuk mengatasi kesulitan ekonomi tersebut maka diberangkatkanlah Johannes
Van den Bosch sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda dengan tugas
meningkatkan penerimaan negara untuk mengatasi masalah keuangan
Bagaimana cara Van den Bosch meningkatkan penerimaan negara? Van den Bosch memberlakukan sistem tanam yang kemudian menjadi tanam paksa.
Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van den Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura) khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika.
Bagaimana cara Van den Bosch meningkatkan penerimaan negara? Van den Bosch memberlakukan sistem tanam yang kemudian menjadi tanam paksa.
Peraturan tanam paksa yang dikeluarkan Van den Bosch mewajibkan rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (inatura) khususnya kopi, tebu dan nila. Dengan demikian akan diperoleh barang eksport yang banyak untuk dikirim ke Belanda dan dijual ke Eropa serta Amerika.
Ketentuan-ketentuan
pokok tanam paksa adalah sebagai berikut :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
Apakah peraturan tanam paksa
tersebut dijalankan dengan baik oleh para Bupati, Kepala desa dan pegawai
Belanda yang lain? Jika tanam paksa diterapkan sesuai peraturan tidaklah
terlalu membebani rakyat. Dalam prakteknya terjadi banyak penyimpangan sehingga
rakyat dikorbankan. Mengapa demikian? Karena adanya iming-iming agar para
Bupati, Kepala desa serta pegawai Belanda yang bekerja dengan sungguh-sungguh
akan diberi perangsang yang disebut Culture procenten yaitu bagian (prosen)
dari tanaman yang disetor sebagai bonus selain pendapatan yang biasa mereka
terima.
Contoh penyimpangan adalah tanah yang dipakai bisa lebih dari 1/5
bagian, selisih harga tidak diberikan ke petani, kegagalan panen ditanggung
petani. Rakyat masih diwajibkan kerja rodi. Dengan penyimpangan tersebut para
aparat pemerintah dan Bupati dapat mengumpulkan Cultur procenten yang banyak
untuk memperkaya diri di atas penderitaan rakyat. Terjadi kemiskinan, kelaparan
dan kematian. Contoh di Cirebon (1844), Demak (1848), Grobogan Purwodari
(1849).
Adakah
dampak positif tanam paksa? Bagi bangsa Indonesia mulai dikenal tanaman baru
serta cara memeliharanya serta meningkatkan pengairan.
|
0 komentar:
Post a Comment