WELCOME TO THIS BLOG,THANKS FOR VISITING

Translate

Monday, August 20, 2012

Istidroj dalam makna


            ISTIDROJ adalah bungkusan cobaan, yang dilapisi dengan kenikmatan, tanpa dirasakan adanya cobaan di balik nikmat itu.
            Karena itu harus khawatir dengan adanya kemudahan, kenikmatan dan segala peluang yang anda terima, jangan-jangan bukan nikmat yang sebenarnya, tetapi malah istidroj. Tanpa kita rasakan tiba-tiba kita sudah terjerumus dalam kehinaan dan kejatuhan.
Dalam firmannya Allah Swt: “Kami akan memberikan istidroj pada mereka, sekiranya mereka tidak mengetahuinya.” (QS. Al-A’raf : 182)
Sahl bin Abdullah r.a mengatakan tentang ayat tersebut,
            “Kami memberikan kenikmatan dan Kami melupakan mereka, sehingga mereka tidak bersyukur. Sampai akhirnya ketika mereka berkenikmatan seperti itu, dan mereka terhijab dari syukur, tiba-tiba hartanya di ambil semua...”
Seorang sufi mengatakan,
            “Ketika mereka memperbaharui maksiatnya, Kami perbaharui pula kenikmatannya, tetapi Kami alpakan istighfarnya dari maksiat itu.”
            “Sesungguhnya Kami menguji mereka agar mereka semakin berdosa.
 (QS. Al-Imron : 178).
“Apakah mereka mengira bahwa sesungguhnya kami memberikan kepada mereka harta dan anak-anak, agar mereka berlomba kepada kebaikan, tetapi mereka tidak merasa?(sebagai ujian)” (Al Mu’minun : 55)
“Kami telah membukakan pintu-pintu segalanya, sehingga ketika mereka bergembira  dan apa yang mereka dapatkan, tiba-tiba kami ambil semuanya...”
Banyak orang alpa hanya karena merasa dekat dengan Allah, merasa mendapat banyak fasilitas dari Allah, lalu dia alpa berbuat maksiat. Bahkan ketika maksiatpun Allah malah memberikan banyak fasilitas, semakin tambah maksiatnya semakin tambah kaya. Kemudian mereka berkata “Kalau Allah membenci saya, perbuatan saya, kenapa Allah terus mengucurkan anugerahnya? Kalau Allah membeci saya, pasti peluang dan fasilitas saya semakin berkurang...atau jatuh dari pemberian-Nya.
Inilah cermin dari kebodohan para penempuh jalan Allah, merasa peluangnya naik, merasa jabatannya naik, rizkinya naik, tapi maksiatnya juga naik, kemudian membuat justifikasi bahwa semua itu karena kasih sayang-Nya.Padahal itu semua adalah cobaan,fitnah dan ujianyang mengandung bencana.


0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites